Selayang Pandang Peserta Magang di Negeri Jiran

Puncak Alam – Sejumlah mahasiswa IIP Universitas Airlangga baru saja selesai melakukan kegiatan magang di Perpustakaan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Selangor, Malaysia pada tanggal 18 Desember 2017 s/d 12 Januari 2018 lalu. Mereka adalah Annisa Fajar Kinanthi, Nur Arika Maghfiroh, Puput Ayu Ramadhani, Atika Rahmadhany, Siti Zumrotul Faizah, Dwi Khusniatul Izzah, Darwati, Intan Kumalasari, Inafzatul Izni, dan Hurin Anindia Aghnia. Berawal dari pengalaman mahasiswa senior IIP yang pernah magang di luar negeri, merekapun mengaku terinspirasi. Lantas muncul niatan mengikuti jejak kakak tingkat untuk melakukan kegiatan serupa. Sebelum memutuskan untuk mendaftar, kesepuluh mahasiswa semester lima tersebut banyak berdiskusi hal apa saja yang harus dipersiapkan. Mulai dari berkas-berkas penting, kebutuhan finansial, hingga kesiapan mental. Mereka pun mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga, teman, senior, juga dosen. Selama hampir satu bulan melakukan kegiatan magang, mereka ditempatkan dalam enam unit pekerjaan yang memiliki tugas berbeda-beda. Beberapa unit tersebut di antaranya adalah Unit Perkhidmatan Akademik dan Sokongan Penyelidikan, yaitu unit yang berhubungan dengan hal akademik dan penelitian seluruh civitas akademika di UiTM. Kedua adalah Unit Perkhidmatan Pelanggan dan Pengurusan Koleksi, yang mana unit ini berhubungan langsung dengan pengunjung atau pengguna. Ketiga, Unit Pemrosesan Bahan, yakni unit yang bertanggung jawab dalam pemrosesan koleksi sebelum dilakukan display pada rak. Keempat, Unit Perolehan Bahan yang bertanggung jawab terhadap preservasi koleksi. Kemudian, Unit Perpustakaan Digital yang bertanggung jawab untuk pembuatan sistem di perpustakaan untuk memudahkan pengguna dan meningkatkan kinerja PTAR KPA. “Jadi kami merasakan menjadi pustakawan sesungguhnya. Mengimplementasikan teori yang didapat dari perkuliahan ke dalam dunia kerja di perpustakaan.” Terang Darwati, salah satu mahasiswa peserta magang. Tidak hanya itu, mereka juga merasakan adanya perbedaan yang cukup signifikan terkait budaya kerja di luar negeri dengan di Indonesia. Mulai dari masalah kedisiplinan hingga pelayanan staf kepada pengguna. “Staf di sana sangat disiplin dan menghargai waktu. Hubungan antar staf terjalin baik. Pustakawan memberi pelayanan yang maksimal, tanggap, ramah, dan bertanggung jawab kepada pengguna.” Jelasnya. Mereka juga menambahkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan literasi disana sangat baik. Mereka benar-benar memaksimalkan fungsi dari perpustakaan itu sendiri. Hal yang sempat menjadi kendala utama selama di sana adalah terkait perbedaan bahasa dalam berkomunikasi. Meskipun sama-sama berasal dari rumpun Melayu, para peserta magang yang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia merasa kesulitan memahami bahasa Melayu, begitupun sebaliknya. Sementara untuk penggunaan bahasa Inggrispun sama, tidak semua dari mereka maupun staf disana menguasainya. Namun hal tersebut bukan jadi alasan yang menghalangi mereka untuk tetap saling berinteraksi dan berkomunikasi. Dari kegiatan tersebut mereka mengaku mendapat begitu banyak pengalaman yang berkesan. Mereka menyadari bahwa menjadi pustakawan rupanya tidak semudah yang selama ini dibayangkan. “Pembuatan katalog menggunakan RDA yang sempat bikin pusing, kegiatan preservasi, pengalaman public speaking di depan Dekan Faculty of Information Management, dan pengalaman naik turun tangga kejayaan di UiTM.” tuturnya sambil tertawa. Banyak manfaat yang dapat diambil selama kegiatan magang mereka di Perpustakaan UiTM. Diantaranya adalah mempraktikkan katalogisasi, layanan sirkulasi, preservasi, dan sistem perpustakaan. “Kami mendapat gambaran serta bekal mengenai dunia kerja.”. Selain itu mereka juga senang dapat menjalin relasi dengan para sivitas akademika di UiTM Puncak Alam. Terakhir, mereka berpesan kepada mahasiswa IIP lainnya agar tidak takut untuk mencoba melebarkan sayap dalam mencari ilmu dan pengalaman di negeri orang. Karena akan ada banyak pelajaran berharga yang mungkin tidak akan didapat jika seseorang tidak pernah berani untuk memulai langkah. “Your life doesn’t get better by chance, but it’s get better by change!” pungkasnya. (zad)

Share